Nikmat bertutur dan berbicara

Nikmat bertutur dan berbicara

Nikmat Allah terhadap hambaNya tidak terhitung dan tidak ada hingganya, diantara yang terbesar dari nikmat-nikmat tersebut adalah nikmat berbicara yang mana dengannya seorang insan mampu mengutarakan tentang keinginannya, dan mengucapkan perkataan yang baik, dan menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, barang siapa yang kehilangan nikmat ini (nikmat bicara) ia tidak boleh melakukan berbagai urusan tersebut, dan ia tidak akan boleh berbicara sesama orang lainya kecuali dengan isyarat atau tulisan jika ia seorang yang boleh menulis.

Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman:

{وَضَرَبَ اللّهُ مَثَلاً رَّجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا أَبْكَمُ لاَ يَقْدِرُ عَلَىَ شَيْءٍ وَهُوَ كَلٌّ عَلَى مَوْلاهُ أَيْنَمَا يُوَجِّههُّ لاَ يَأْتِ بِخَيْرٍ هَلْ يَسْتَوِي هُوَ وَمَن يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَهُوَ عَلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ {76} [سورة النحل ].

“Allah menjadikan perumpamaan dua orang laki-laki; salah satunya bisu dan tidak mampu melakukan apa pun, dan ia menjadi beban di atas majikannya, ke mana pun ia disuruh majikannnya tidak boleh mendatangkan kebaikan sedikit pun, apakah ia sama dengan orang yang menyuruh dengan keadilan, dan ia berada di atas jalan yang lurus”.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Nikmat bertutur dan berbicara"